Kamis, 11 Februari 2010

Tazkiyah

ZUHUD

Rosulullah SAW bersabda : “Zuhudlah terhadap dunia niscaya ALLAH mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia, niscaya mereka mencintaimu”.
(Hasan Ibnu Majah)

Secara bahasa zuhud bermakna “memalingkan” dari sesuatu yang bernilai remeh. Sedangkan secara Istilah, Ats Tsauri mengatakan bahwa zuhud adalah tidak panjang angan-angan. Sedangkan menurut Rawaim al Jundi menganggap remeh dunia dan menghilangkan pengaruhnya dari hati.
Adapun definisi yang lengkap sebagaimana dikatakan Ibnu Taimiyyah, yaitu : meninggalkan apa-apa yang tidak ada faedahnya bagi akhirat.
Dari beberapadefinisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa zuhud tidak berarti harus miskin, biarpun hartanya melimpah bro di juru bro di panto ngalayah di tengah imah asal dimanfa’atkan di jalan-Nya sedang hatinya selalu tertuju kampung akhirat, maka itulah orang yang zuhud. Bukankah kita mendengar bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdullah bin Mubarrok, Abu Hanifah dan sebagainya adalah orang orang yang berharta ?
Namun kegemaran mereka berinfak bukan rahasia lagi. Begitulah sikap orang yang zuhud.
Itulah sebabnya ketika Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang mempunyai uang seribu dinar, apakah bisa dikategorikan sebagai orang yang zuhud ? beliau menjawab, ”ya, asal ia tidak kegirangandengan bertambahnya harta dan tidak bersedih bila hartanya berkurang”. Dengan kata lainhatinya tidak terpaut dengan hartanya tersebut.
Zuhud memiliki 3 tingkatan :
  • Pertama : zuhudnya orang awam. Yaitu meninggalkan ha-hal yang diharamkan oleh Allah.
  • Kedua : zuhud khusus. Yaitu : tidak berlebihan dalam menikmati sesuatu yang dihalalkan oleh Allah SWT, seperti terlalu asyik menikmati berbagai makanan, belama-lama dalam istirahat dan tidur. Semua itu mereka tinggalkan untuk melakukan hal lain yang berpahala.
  • Ketiga : zuhudnya orang arif, yaitu: meninggalkan apa saja yang melalaikan hatinya dari Allah SWT. Orang seperti itu hatinya selalu terpaut kepada Allah, kebahagiannya bermunajat kepada-Nya atau tubuhnya berletih-letih di jalan-Nya.
Dunia tidak lagi dipandangnya kecuali sekedar yang membantunya untuk berjuang meraih prestasi di akhirat.
Nah, yang patut kita renungkan sekarang adalah, dimanakah posisi kita saat ini ??
Sudahkah kita berlaku zuhud walau pada tingkatan yang paling awal, ataukah dunia telah menjadi tujuan terbesar dalam kehidupan kita ?
Marilah kita menengok diri, kalau bukan kita yang merubah sikap diri kita trus mau siapa lagi ??. Wallahu ’alam bis showab.


by. kang Read_one

0 komentar: